Rabu 01 Mar 2017, 00:24 WIB -detikNews
Jakarta - Jemaah haji asal Indonesia turut menjadi korban insiden robohnya crane pada tahun 2015. Kunjungan Raja Salman ke Indonesia bisa menjadi peluang untuk menindaklanjuti janji pemberian santunan kepada para korban.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir mengatakan dana santunan tersebut sebenarnya sudah dipersiapkan. Namun pemerintah Arab Saudi harus melakukan proses administrasi sebelum melakukan penyaluran santunan.
"Informasi yang kita dapat itu kan tidak hanya orang Indonesia yang jadi korban. Dananya sudah siap, namun verifikasi hak semua korban itu belum selesai dilakukan," ucapnya kepada wartawan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/2/2017).
Tata, sapaan akrab Arrmanatha, menyatakan verifikasi terhadap para korban asal Indonesia sejauh ini sudah selesai dilakukan. Menurutnya, proses penyaluran santunan itu harus menunggu hasil verifikasi korban dari negara-negara lain.
"Mereka tidak bisa membayarkan untuk Indonesia saja, harus menunggu dari negara lain juga. Untuk korban dari Indonesia, alokasinya sudah. Kita juga sudah sampaikan data-datanya," imbuhnya.
Terkait hal ini, Dubes Arab Saudi untuk Indonesia Osama Mohammed al-Shuibi mengatakan data para korban sudah disampaikan kepada pihak KBRI di Riyadh. Hal tersebut juga sudah ditindaklanjuti oleh tim dari KBRI.
"Informasi lengkap crane ini ada di Kedubes Indonesia di Riyadh dan nama-nama korban dari jemaah Indonesia telah disampaikan kepada KBRI di sana dan pihak KBRI telah melakukan upaya-upayanya dalam masalah ini," kata Osama di kantor Kedubes Arab Saudi, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (28/2).
Sebelumnya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin juga menyatakan akan memanfaatkan momen kunjungan Raja Salman untuk membahas insiden crane. "Itu terbuka, tentu Bapak Presiden, ya, kita lihat nanti kondisinya seperti apa, karena ini waktunya sangat padat," ujarnya di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Senin (27/2).
(gla/idh)
Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir mengatakan dana santunan tersebut sebenarnya sudah dipersiapkan. Namun pemerintah Arab Saudi harus melakukan proses administrasi sebelum melakukan penyaluran santunan.
"Informasi yang kita dapat itu kan tidak hanya orang Indonesia yang jadi korban. Dananya sudah siap, namun verifikasi hak semua korban itu belum selesai dilakukan," ucapnya kepada wartawan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/2/2017).
Tata, sapaan akrab Arrmanatha, menyatakan verifikasi terhadap para korban asal Indonesia sejauh ini sudah selesai dilakukan. Menurutnya, proses penyaluran santunan itu harus menunggu hasil verifikasi korban dari negara-negara lain.
"Mereka tidak bisa membayarkan untuk Indonesia saja, harus menunggu dari negara lain juga. Untuk korban dari Indonesia, alokasinya sudah. Kita juga sudah sampaikan data-datanya," imbuhnya.
Terkait hal ini, Dubes Arab Saudi untuk Indonesia Osama Mohammed al-Shuibi mengatakan data para korban sudah disampaikan kepada pihak KBRI di Riyadh. Hal tersebut juga sudah ditindaklanjuti oleh tim dari KBRI.
"Informasi lengkap crane ini ada di Kedubes Indonesia di Riyadh dan nama-nama korban dari jemaah Indonesia telah disampaikan kepada KBRI di sana dan pihak KBRI telah melakukan upaya-upayanya dalam masalah ini," kata Osama di kantor Kedubes Arab Saudi, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (28/2).
Sebelumnya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin juga menyatakan akan memanfaatkan momen kunjungan Raja Salman untuk membahas insiden crane. "Itu terbuka, tentu Bapak Presiden, ya, kita lihat nanti kondisinya seperti apa, karena ini waktunya sangat padat," ujarnya di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Senin (27/2).
(gla/idh)